Draco Lizard



Draco lizard atau kadal Draco, memiliki panjang hingga 20 centi, termasuk ekornya. Draco lizard memiliki tubuh yang pipih yang sangat membantu kadal ini untuk ‘terbang’. Kadal Draco memiliki warna belang belang kecoklatan. 

Kadal ini juga disebut ‘flying dragon’. Draco lizard memiliki tulang iga yang berbentuk memanjang yang bisa dipanjang – pendekkan. Di antara tulang iga ini terdapat lipatan kulit yang sejajar dengan tubuh saat tidak sedang dipakai tapi akan berfungsi sebagai ‘sayap’saat dibentangkan. 

Sayap ini memungkinkan Draco untuk meluncur di udara dengan bantuan angin yang sedang bertiup. Uniknya, kadal ini menggunakan ekornya yang panjang & ramping sebagai ‘kemudi’ dan ini bisa membuat kadal draco melayang hingga sepanjang 9 meter.

Untuk draco lizard yang kecil, bergerak di antara pepohonan dalam hutan  di Asia Tenggara adalah kegiatan yang sangat penting. Karena bisa dipakai untuk melarikan diri dari bahaya, menarik pasangan dan juga untuk mencari makanan. 

Berlarian di hutan dimana banyak pemangsa yang mengintai akan sangat berbahaya bagi kadal draco. Jadi selama ribuan tahun, kadal Draco telah menyesuaikan kapasitas dirinya untuk terbang.

Di bagian sisi bawah sayap kadal draco berwarna biru untuk draco jantan & berwarna kuning pada kadal draco betina. Mereka juga memiliki semacam sirip pada bagian bawah lehernya yang disebut ‘dewlap’ yang berwarna kuning cerah pada kadal jantan & biru keabuan pada betina.

Kadal draco jantan bersifat sangat territorial & akan memakai kemampuannya meluncur terbang untuk mengejar saingan saingannya yang berasal dari dua atau tiga pohon yang diakui sebagai miliknya.

Walaupun kadal draco biasanya menghindari berada di tanah, kadal draco betina masih harus turun ke tanah untuk bertelur. Kadal dracop akan menggunakan moncongnya yang berbentuk tajam untuk membuat lubang kecil di tanah, dimana akan diletakkan sekitar 5 butir telur. 

Lubang berisi telur telur ini kemudian ditutupi dengan tanah. Induk kadal draco akan tetap berada di tanah hingga 24 jam kemudian untuk menjaga telur telurnya dan setelah itu sang induk akan kembali ke pohon & meninggalkan telur telurnya hingga menetas dengan sendirinya.

Flying dragons atau kadal draco hanya memakan semut & rayap. Kadal ini biasa ditemukan di daerah yang memiliki pepohonan yang padat di Philipina & Timur Borneo, sepanjang Asia Tenggara hingga India Selatan.