Ular harus menelan mangsanya bulat- bulat. Ini karena ular tidak memiliki gigi belakang yang besar untuk menghancurkan mangsa. Ular dapat memakan mangsa dengan ukuran yang lebih besar kaena ular dapat memisahkan tulang- tulang rahangnya. Rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk segiempat, sehingga mulut ular dapat menganga 180ยบ dan didukung oleh rahang bawah yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Rahang pada ular dibangun oleh 4 elemen, bukan 2 elemen. Rahang ini melekat dengan longgar pada ligament sehingga dapat meregang pada waktu memakan mangsanya. Sisi rahang atas tidak menyatu dan di bagian belakang dasar rahang terdapat tulang tambahan yang turun ke bawah sehingga kedua bagian rahang dapat terbuka lebar, mangsa pun bisa masuk ke dalam leher. Rahang bawah ular juga tidak menyatu satu sama lain antara kiri dan kanan. Karena rahang ular yang terpisah atau tidak menyatu mengakibatkan ular dapat memakan mangsa yang ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran tubuh ular itu sendiri.
Ular memiliki organ- organ pencernaan yang sangat elastis. Hal ini disebabkan karena ular hidup melata di tanah dan memanfaatkan otot- otot pada tubuhnya untuk melakukan pergerakan. Maka, otot- otot di seluruh tubuhnya menjadi sangat elastis dan kuat. Tulang rusuk pada ular tidak menyatu dengan tulang dada selayaknya manusia, hal ini memungkinkan rusuk membentang seluas- luasnya dan memungkinkan makanan masuk ke dalam perut . Sehingga, organ pencernaan yang elastis dapat mulur sampai ke titik elastisitas maksimal. Lambung pada ular selain memiliki otot yang kuat dan elastis, juga memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga makanan dapat hancur dengan mudahnya.
Seluruh reptilia tidak menggunakan makanan untuk menghasilkan panas tubuh. Reptil memanfaatkan panas dari lingkungan untuk menghangatkan tubuhnya. Jika panas di lingkungan terlalu tinggi, kebanyakan ular akan bersembunyi di bawah batu atau membenamkan diri di tanah untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang memapar tubuhnya. ular memiliki lubang- lubang di wajahnya yang dapat berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh dan pendeteksi panas yang dilepaskan oleh mangsanya.
Pit organ juga dapat digunakan untuk mendeteksi sinyal inframerah. Pit organ digunakan untuk mendeteksi keberadaan mangsanya yang merupakan hewan berdarah panas. Selain itu, pit organ juga dapat berfungsi sebagai thermoregulator. Pada pit organ ini terdapat membran yang peka terhadap panas. Pesan yang disampaikan kepada otak adalah lokasi dan jarak mangsa berada. Ular yang biasa dilengkapi dengan Pit Nose ini biasanya tergolong dalam familia Viperidae dan sub familianya Crotalinae, dan ular dalam familia Boidae
Kulit ular tidak tumbuh bersama dengan tubuhnya. Ini berarti bahwa kulit ular harus diganti secara periodik ketika tubuh mulai membesar. Peristiwa pergantian kulit luar inilah yang disebut dengan eksdisis. Ketika ekdisis, tidak semua sistem integumen reptil terlepas dan digantikan oleh yang baru. Akan tetapi, hanya pada bagian yang mengalami keratinasi saja yang terkelupas. Hal ini sama dengan yang terjadi pada beberapa serangga dan crustaceae.
Tanda-tanda dan siklus ekdisis khususnya pada ular adalah sebagai berikut:
1. Kulit berangsur-angsur menjadi buram
2. Mata juga berangsur-angsur menjadi buram/berkabut, sampai akhirnya terselimuti selaput berwarna putih buram (milky eyes)
3. Mata berangsur-angsur menjadi jernih kembali
4. Kulit berangsur-angsur menjadi cerah kembali
5. Lapisan kulit lama mengelupas, sampai akhirnya terlihatlah kulit barunya yg terliha bersih segar dan mengkilat.