Ciri khusus genus Litoria adalah iris mata yang horizontal & kelopak mata yang tidak memiliki pigmen warna. Kodok bernama ilmiah Litoria Caerulea ini memiliki pigmen warna biru dan kuning yang ditutupi lapisan berwarna kuning. Saat specimen ini dikirim ke Inggris untuk pertama kalinya lapisan warna kuningnya menghilang akibat pengaruh bahan pengawet, hingga penampilannya jadi kebiruan.
Kodok pesek pertama kali dideskripsikan oleh John White pada tahun 1970. Kodok ini ditemukan di Australia utara, New Guina, Indonesia & Selat Torres. Amerika mengenal kodok jenis ini setelah kodok ini dimasukkan ke Amerika untuk diperdagangkan.
Sebagian ilmuwan meyakini kodok ini bukan berasal dari Australia tapi dari Amerika, diperkirakan kodok kodok ini bermigrasi ke Australia pada awal abad ke 19. Kodok inipun lalu dikenal dengan nama Australian Green Tree Frog). Hal ini sekaligus untuk emmbedakan dengan Hyla Cinerea atau American Green Tree Frog. Kodok ini menempati berbagai habitat. Tapi biasanya bisa ditemukan di pepohonan yang dekat sumber air.
Kodok inipun bisa hidup di rawa rawa atau di rerumputan yang bersuhu sejuk. Kadang green tree frog ditemukan di toilet atau di jendela rumah untuk mencari serangga. Kodok pesek adalah hewan nocturnal. Kodok ini aktif di malam hari. Saat siang hari kodok pesek biasanya mencari tempat yang lembab, dingin & gelap untuk tidur.
Di habitat aslinya, jangan harap bisa menemukan Gren tree frog atau mendengar suaranya. Dalam cuaca normal, kodok ini mudah mengeluarkan suara. Kosdok ini bersuara untuk menunjukkan keberadaannya, untuk menarik pasangan saat musim kawin bahkan saat stress atau merasa terancam bahaya.
Bentuk tubuh kodok pesek cenderung gemuk. Kodok betina lebih besar dari kodok jantan. Panjang tubuh kodok pesek betina bisa mencapai 14 cm sedangkan yang jantan hanya mencapai 10 cm. Kulit kodok ini cenderung berlipat lipat karena tubuhnya gemuk. Kodok ini bisa menjadi gemuk saat dipelihara & diberi makan yang terlalu sering & kuantitasnya terlalu banyak.
Untuk mencegah kegemukan pada kodok ini, bentuk alis di belakang mata kodok ini bisa jadi indicator ideal atau tidaknya berat badan kodok ini. Alis yang tidak berlipat atau tidak ada menandakan kodok pesek kekurangan makan. Sebaliknya jika ada banyak lipatan bahkan sampai menutupi telinga, itu tandanya kodok pesek sudah mengalami obesitas. Jadi yang ideal adalah alisnya memiliki sedikit lipatan & tidak berlebihan.
Kulit kodok pesek membantu mereka untuk mempertahankan air untuk kelembaban kulitnya. Tingkat kelembaban & suhu bisa mempengaruhi warna kulit kodok pesek. Saat udara dingin dengan kelembaban tinggi, kulit kodok pesek akan cenderung berwarna coklat & gelap. Sebaliknya jika suhu tinggi & kelembaban rendah, kulitnya akan nampak hijau kebiruan.
Kulit kodok pesek sangat istimewa, meskipun berparu paru, kodok pesek menyerap oksigen melalui kulitnya. Agar penyerapan oksigen efisien, kulit kodok harus lembab. Sedangkan aneka pathogen yangb bisa menyebabkan kemungkinan serangan penyakit & infeksi sangat menyukai daerah lembab. Jadi secara alami, kodok pesek memproduksi Caerins yang merupakan sekelompok peptide yang merupakan antivirus & anti bakteri.
Caerin mengandung caerulin, yaitu hormone pencernaan yang punya efek fisiologis sebagai penahan lapar. Pernah diberitakan beberapa peptide dari sekresi kulit kodok ini mampu memusnahkan virus HIV tanpa merugikan sel sehat.
Makanan kodok pesek adalah serangga atau katak yang kecil. Kodok pesek tidak memiliki gigi yang cukup untuk memotong taua mengunyak mangsanya, jadi jika member makan kodok pesek, berikan mangsa yang sesuai ukuran mulutnya atau lebih kecil.
Kodok pesek menjerat mangsanya dengan menggunakan lidahnya yang cukup panjang. Tapi ini hanya berlaku untuk mangsa yang kecil. Jika mangsanya agak besar, kodok ini akan menggunakan kaki depannya untuk memasukkan mangsa ke mulutnya.