Cara Basmi Kutu Pada Ular



Kutu dan caplak pada reptil, khususnya ular memang sangat mengganggu. Selain mengganggu, kutu dan caplak pada ular bisa membuat ular berkurang nafsu makannya, anemia, shedding yang tidak sempurna dan lain sebagainya. Apa perbedaan kutu dan caplak? Kutu merupakan organisme yang sangat kecil dan hampir mirip seperti titik titik hitam yang berjalan di kulit ular. Sedangkan caplak berukuran lebih besar. 

Kedua jenis parasit ini menyedot darah untuk kelangsungan hidupnya. Kutu juga bisa menjadi pembawa parasit protozoa yang bisa tertular pada lairan darah ular. Jika ular terluka atau kondisinya menurun, penyakit lain yang berbahaya akan lebih mudah menyerang.

Ciri serangan kutu dan caplak bisa terlihat jelas dengan menggembungnya tubuh kutu atau caplak. Kulit ular berwarna lebih kudam, kadang timbul bintik bintik hitam di sisik ular, sisik mengeras hingga berkurangnya nafsu makan. Ular akan sering terlihat menggosokkan diri di kandang atau berendam di air dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.

Caplak biasanya ditemukan di bawah sisik ular atau di hidung ular . Dan kutu, walaupun ukurannya lebih kecil, mudah dikenali dengan adanya titik titik kecil berwarna hitam atau merah  pada ular. Ada beberapa cara untuk menghilangkan caplak & kutu pada ular. 

Berikut langkah - langkahnya :

1.    Siapkan pinset kecil untuk mencabut caplak. Jangan mencabut caplak dengan tangan karena bisa jadi aneka penyakit yang ada pada caplak berpindah ke tangan anda.

2.    Cari caplak di sekitar hidung ular atau di bawah sisiknya, jika sudah menemukan, jepit bagian kepala & mulut caplak dengan pinset. Jangan pernah menjepit di bagian badan caplak karena organ penghisapnya akan menancap & tertinggal di tubuh ular. Dan ini bisa menimbulkan masalah baru seperti membusuknya potongan organ penghisap yang tertinggal atau luka bernanah pada ular.

3.    Segera angkat caplak dengan cara menariknya tanpa hentakan untuk menghindari adanya organ yang terputus atau tertinggal di tubuh ular. Jangan juga mencabut caplak dengan cara mencongkel caplak atau memilin tubuh  caplak.

4.    Jangan gunakan bahan yang mengandung petroleum jelly atau alcohol karena ini tidak akan membuat caplak menarik diri atau melepaskan tusukan dari tubuh ular.  Penggunaan bahan tadi hanya akan membuat caplak mengeluarkan cairan yang kemungkinann besar akan membawa penyakit bagi ular.

5.    Siapkan tempat berisi alcohol untuk menampung caplak yang sudah dicabut. Ini bertujuan supaya parasit ekternal ini mati dan tiadk menyerang individu lain. Jangan membuang caplak ke dalam toilet karena dengan cara ini caplak tidak akan mati.

6.    Setelah semua caplak tercabut, pastikan sekali lagi tidak ada caplak yang tertinggal di tubuh ular. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih atau gunakan antiseptik.
Untuk menghilangkan kutu, caranya berbeda dengan menghilangkan caplak karena bentuk tubuh kutu  sangat kecil. Cara yang bisa dilakukan untuk membasmi kutu kutu pada ular adalah sbb:

1.    Cara yang paling mudah adalah dengan merendam ular di air hangat selama 20 menit hingga setengah jam. Secara otomatis kutu akan terlepas dari badan ular karena tenggelam.  Proses ini tidak bisa menghilangkan kutu di bagian tubuh ular yang tidak terendam, seperti kepala. Untuk mempercepat proses, bisa juga digunakan air rebusan daun sirih yang tidak terlalu pekat. Tunggu sampai suhu air suam suam kuku, rendam ular di dalamnya dan jangan sampai kena kepalanyya.  Ulangi proses ini secara rutin atau tiap hari sampai tidak ada lagi kutu yan tenggelam di air rendaman.

2.    Penggunaan kapur anti serangga juga bisa dilakukan walaupun sedikit beresiko. Gunakan langsung di tubuh ular atau hancurkan & taburkan di sudut sudut kandang. Jangan sampai kapur terjilat oleh ular karena bisa berbahaya bagi kesehatannya.

3.    Gunakan obat kutu yang banyak dijual di pasaran. Ada yang penggunaannya dengan cara dilarutkan dalam air rendaman, ada juga yang berbentuk spray. Cara ini relative lebih aman karena berbentuk obat dan tidak mengandung racun.

Setelah parasit sudah dihilangkan semua, jangan lupa melakukan pembersihan kandang. Ini penting karena kemungkinan masih ada sisa parasit yang tertinggal di kandang. Pemberrsihan juga bertujuan supaya kutu dan caplak tidak datang lagi. Lakukan pembersihan kandang dengan cara disinfektasi kandang.

Gunakan cairan pemutih (bleaching) yang sudah diencerkan untuk emncuci kandang, lap kandang hingga bersih lalu jemur hingga baunya hilang.  Untuk selanjutnya, jika mendatangkan ular peliharaan yang baru, ular wajib dikarantina terlebih dulu dan bila perlu berikan treatment seperti diatas.

Apalagi jika ular yang didapat adalah wild caught. Karantina ular paling tidak selama sebulan, jauhkan dari ular lain yang bebas kutu & caplak karena caplak bisa berpindah pindah dengan jarak yang cukup jauh dan mudah menular ke individu lain. Good luck !

Biawak Dumeril (Varanus Dumerilii)



Varanus Dumerili sering disebut juga dengan biawak coklat atau brown tree monitor. Ciri ciri biawak dumeril yang masih muda adalah kepalanya berwarna oranye cerah & tubuhnya berwarna hitam dengan garis garis kuning yang melintang. 

Saat dewasa, warnanya akan memudar menjadi kehijauan sementara warna hitamnya akan menjadi kecoklatan. Karena inilah penggemar reptile biasanya memelihara biawak dumeril sejak masih bayi. Bentuk tubuhnya seperti bentuk tubuh biawak lainnya. Ekornya panjang, bisa satu setengah kali lebih panjang dari badannya. 

Tangan & kakinyua dilengkapi kuku kuku tajam yang berfungsi untuk memanjat. Dibandingkan dengan biawak lain, kuku biawak dumeril adalah yang paling tajam.  Biawak dumeril tersebar di Thailand, Kalimantan, Sumatra & semenanjung Malaysia. Biawak ini tidak terlalu agresif jika dibandingkan dengan keluarga monitor. 

Tapi jika dibandingkan dengan jenis kadal, biawak dumerikl tergolong buas. Tingkat keagresifan biawak dumeril sangat tergantung pada tiap individu, terutama yang dijadikan peliharaan. Dumeril biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya di pepohonan. 

Sifat ini sering membuatnya dicap sebagai hewan arboreal (hidup di pohon). Tapi jangan salah, dumeril adalah perenang yang ahli, dan jika mereka mau, mereka bisa berendam selama berjam jam. Di habitat aslinya, biawak ini memakan kepiting. Dumeril memiliki gigi yang khusus hingga bisa beradaptasi memakan jenis mangsa yang bercangkang keras.  Dumeril juga memangsa unggas, telur & semut. 

Jika memelihara bayi dumeril, berikan makanan berupa jangkrik, ulat Hongkong besar, pinkies juga ikan ikan kecil. Jika sudah mulai tumbuh besar, kurangi volume makanannya tapi tambah menunya dengan anak ayam, tikus kecil atau ayam potong.

Blood Python



Python curtus atau blood python atau yang biasa disebut juga dengan dipong adalah ular asli Indonesia. Memiliki bentuk tubuh khas dengan warna dan corak yang variatif.
Dipong adalah ular yang pandai berburu. Di habitat alami, python berwarna merah darah ini memangsa tikus, kelinci dan mamalia atau binanag pengerat yang berkeliaran di sawah maupun di lahan rumput.

Ukuran dipong jantan yang sudah dewasa bisa mencapai 1 hingga 1.8 m, sedangkan dipong betina yang dewasa bisa berukuran 1.5 hingga 2.5 m. Dipong/blood phyton bisa hidup hingga berumur lebih dari 20 thn dalam suatu penangkaran. Ini tentu saja tergantung perawatannya.

Waktu masih bayi, pada umumnya Dipong/Blood pyton sangat mudah takut, terkejut dan sedikit pemalu. Dipong muda juga cenderung lebih mudah stress bila terlalu sering dihandle. Tapi setelah beradaptasi dengan lingkungan di sekitar, dipong/blood python akan menjadi ular yang jinak & menyenangkan untuk dipelihara.


Untuk memelihara dipong, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain :

1.    Dipong/Blood Phyton adalah jenis ular yang menyukai tingkat kelembaban tinggi, untuk itu diperlukan kandang yang memiliki tingkat ventilaasi udara yang bagus untuk menjaga tingkat kelembaban suhu.

2.    Dipong/ blood phyton adalah jenis ular yang senang berendam di air dan juga menyembunyikan dirinya. Disarankan untuk memberikan tempat bersembunyi atau hiding box di dalam kandang. Untuk usia dipong yang sudah setahun ke atas hiding place tidak harus ada. Dipong muda lebih membutuhkan tempat bersembunyi karena dipong muda membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kandang, baik untuk suhu maupun kondisi kandang, dan itu hiding place akan sangat membantu dipong muda untuk beradaptasi.

3.    Sediakan tempat air/minum dalam kandang. Blood pythons suka sekali berendam di dalam air karena dipong membutuhkan kelembaban yang tinggi, jadi disarankan untuk menaruh kotak air yang agak besar di dalam kandang.

4.    Jaga kebersihan kandang, dipong/Blood pythons cenderung sedikit ‘jorok’ dibandingkan ular jenis piton yang lain. Disarankan untuk membersihkan kandang setiap hari.

5.    Untuk member makan, gunakan penjepit, sangat disarankan untuk tidak memberikan makan dengan tangan langsung.

White Tree Frog



Kodok pesek dikenal juga dengan sebutan White Tree frog. Kodok pesek sangat mudah dipelihara. Sifat kodok ini pasif & pemalu. Bentuk wajahnya lucu karena kodok ini cenderung gemuk. Makanya kodok ini juga sering disebut sebut dengan Smiling Frog atau katak jenaka. Kodok pesek masuk ke dalam genus Litoria dalam family Hylidae. 

Ciri khusus genus Litoria adalah iris mata  yang horizontal & kelopak mata yang tidak memiliki pigmen warna. Kodok bernama ilmiah Litoria Caerulea ini memiliki pigmen warna biru dan kuning yang ditutupi lapisan berwarna kuning. Saat specimen ini dikirim ke Inggris untuk pertama kalinya lapisan warna kuningnya menghilang akibat pengaruh bahan pengawet, hingga penampilannya jadi kebiruan. 

Kodok pesek pertama kali dideskripsikan oleh John White pada tahun 1970. Kodok ini ditemukan di Australia utara, New Guina, Indonesia & Selat Torres. Amerika mengenal kodok jenis ini setelah kodok ini dimasukkan ke Amerika untuk diperdagangkan. 

Sebagian ilmuwan meyakini kodok ini bukan berasal dari Australia tapi dari Amerika, diperkirakan kodok kodok ini bermigrasi ke Australia pada awal abad ke 19. Kodok inipun lalu dikenal dengan nama Australian Green Tree Frog). Hal ini sekaligus untuk emmbedakan dengan Hyla Cinerea atau American Green Tree Frog. Kodok ini menempati berbagai habitat. Tapi biasanya bisa ditemukan di pepohonan yang dekat sumber air. 

Kodok inipun bisa hidup di rawa rawa atau di rerumputan yang bersuhu sejuk. Kadang green tree frog ditemukan di toilet atau di jendela rumah untuk mencari serangga. Kodok pesek adalah hewan nocturnal. Kodok ini aktif di malam hari. Saat siang hari kodok pesek biasanya mencari tempat yang lembab, dingin & gelap untuk tidur. 

Di habitat aslinya, jangan harap bisa menemukan Gren tree frog atau mendengar suaranya. Dalam cuaca normal, kodok ini mudah mengeluarkan suara. Kosdok ini bersuara untuk menunjukkan keberadaannya, untuk menarik pasangan saat musim kawin bahkan saat stress atau merasa terancam bahaya.

Bentuk tubuh kodok pesek cenderung gemuk. Kodok betina lebih besar dari kodok jantan. Panjang tubuh kodok pesek betina bisa mencapai 14 cm sedangkan yang jantan hanya mencapai 10 cm. Kulit kodok ini cenderung berlipat lipat karena tubuhnya gemuk. Kodok ini bisa menjadi gemuk saat dipelihara & diberi makan yang terlalu sering & kuantitasnya terlalu banyak. 

Untuk mencegah kegemukan pada kodok ini, bentuk alis di belakang mata kodok ini bisa jadi indicator ideal atau tidaknya berat badan kodok ini. Alis yang tidak berlipat atau tidak ada menandakan kodok pesek kekurangan makan. Sebaliknya jika ada banyak lipatan bahkan sampai menutupi telinga, itu tandanya kodok pesek sudah mengalami obesitas.  Jadi yang ideal adalah alisnya memiliki sedikit lipatan & tidak berlebihan.

Kulit kodok pesek membantu mereka untuk mempertahankan air untuk kelembaban kulitnya. Tingkat kelembaban & suhu bisa mempengaruhi warna kulit kodok pesek. Saat udara dingin dengan kelembaban tinggi, kulit kodok pesek akan cenderung berwarna coklat & gelap. Sebaliknya jika suhu tinggi & kelembaban rendah, kulitnya akan nampak hijau kebiruan. 

Kulit kodok pesek sangat istimewa, meskipun berparu paru, kodok pesek menyerap oksigen melalui kulitnya. Agar penyerapan oksigen efisien, kulit kodok harus lembab. Sedangkan aneka pathogen yangb bisa menyebabkan kemungkinan serangan penyakit & infeksi sangat menyukai daerah lembab. Jadi secara alami, kodok pesek memproduksi Caerins yang merupakan sekelompok peptide yang merupakan antivirus & anti bakteri. 

Caerin mengandung caerulin, yaitu hormone pencernaan yang punya efek fisiologis sebagai penahan lapar. Pernah diberitakan beberapa peptide dari sekresi kulit kodok ini mampu memusnahkan virus HIV tanpa merugikan sel sehat.

Makanan kodok pesek adalah serangga atau katak yang kecil. Kodok pesek tidak memiliki gigi yang cukup untuk memotong taua mengunyak mangsanya, jadi jika member makan kodok pesek, berikan mangsa yang sesuai ukuran mulutnya atau lebih kecil. 

Kodok pesek menjerat mangsanya dengan menggunakan lidahnya yang cukup panjang. Tapi ini hanya berlaku untuk mangsa yang kecil. Jika mangsanya agak besar, kodok ini akan menggunakan kaki depannya untuk memasukkan mangsa ke mulutnya.

Geochelone Radiata Si Tortoise Cantik



Geochelone Radiata termasuk satwa yang terancam punah. Ini dikarenakan habitat alaminya yang berkurang, penangkapan untuk konsumsi dan juga eksploitasi untuk hewan peliharaan. Kura kura asal Madagaskar ini diperkirakan jumlahnya semakin menurun walaupun ekspor/impor untuk satwa ini sudah dilarang.

Radiata memiliki bentuk tempurung (carapace) yang bundar dengan warna dasar yang gelap tapi dihiasi motif khas berwarna kuning terang. Garis garis kuning di tempurung radiata tersebar dari bagian tengah plat plat berwarna gelap yang ada di permukaan tempurungnya.

Pola ini berbentuk seperti radiasi bintang, hal inilah yang kemudian menjadi nama ilmiah sekaligus nama popular dari kura kura ini. Pola dari kura kura radiata lebih rumit dan lebih mendetail dibandingkan dengan kura kura Indian Star.  Radiata bisa hidup hingga ratusan tahun jika dipelihara dengan benar.

Beratnya bisa mencapai 16 kilogram dengan panjang tempurung hingga 40 cm. Meskipun keras, tempurung radiata bisa merasakan elusan atau sentuhan makhluk lain. Ini dikarenakan tempurung radiata dipenuhi oleh syaraf dan aliran darah seperti juga kura kura lainnya. Kaki dan kepala kura kura radiata kebanyakan berwarna kuning. Kadang akan muncul warna hitam di atas kepala dengan ukuran yang bervariasi.


Radiata adalah pemakan tanaman. 90% makanan yang mereka makan adalah sayur dan buah buahan. Di habitat aslinya radiata memakan kaktus opuntia yang masih muda karena lebih kaya protein dan lebih rendah kandungan seratnya. Sedangkan radiata yang dipelihara biasanya diberi makan ketela, wortel, pisang, melon, daun dan bunga sepatu, daun semanggi.

Di habitat aslinya, kura kura ini selalu makan di lokasi yang sama secara berkala. Radiata lebih menyukai tinggal di daerah kering seperti padang savanna walaupun radiata mampu bertahan hidup di dua iklim yang berbeda. Radiata mampu hidup di tempat yang beriklim sangat basah karena curah hujan tinggi serta memiliki kelembaban yang tinggi, tapi radiata juga mampu hidup di daerah dengan kemarau panjang , kering & kelembaban yang rendah.

Jika ingin memelihara kura kura radiata, kita bisa melakukannya di dalam atau di luar ruangan. Jika ingin memelihara kura kura radiata di dalam ruangan (in door), sediakan kandang khusus kura kura yang berbentuk meja (tortoise table) dengan ukuran 240 x 120 cm. 

Lengkapi dengan tempat minum, tempat bersembunyi, lampu pemanas yang mengandung sinar UVB & vitamin D3 yang berfungsi untuk membantu proses metabolismenya. Sedangkan jika ingin memelihara radiata di luar ruangan (out door), bangun kandang sesuai ukuran yang ada, sediakan juga fasilitas tempat minum, tempat bersembunyi &  area yang ditumbuhi tanaman (akan lebih bagus jika ditanami tumbuhan yang menjadi makanan kura kura ini), Selain itu perhatikan juga keamanan kandang. Pastikan predator pemangsa tidak bisa masuk apalagi menyerang kura kura radiata yang dipelihara.

Common Wolf Snake


Common Wolf Snake (Lycodon Capucinus) atau yang biasa disebuit dengan ular gentng/ular cicak  adalah ular kecil yang masih masuk dalam family Colubridae. Ular ini masih bersaudara dengan corn snake, milk snake & king snake.  Ular genteng lebih suka hidup di daerah yang berumput pendek. Taringnya cukup panjang untuk ukuran tubuhnya yang hanya sekitar 70 cm (jantan dewasa) atau 55 cm (betina dewasa). Mangsa ular ini sebagian besar adalah cicak, kadal & katak.  Tapi ular genteng juga tidak menolak mangsa tikus kecil. Penyebaran ular ini mulai dari Asia hingga Australia.  Ular genteng ini bersifat terrestrial dan lebih banayk menghabiskan waktunya di atas tanah. Tapi ular genteng sangat pandai memanjat pepohonan, tebing tebing, dinding berbatu hingga ke atap rumah. Uklar genteng termasuk hewan nocturnal, karena saat siang, ular genteng lebih memilih untuk tidur bergulung di tempat persembunyiannya yang biasanya di bawah tumpukan kayu, di sudut atap rumah atau di celah celah tebing.
Ular genteng termasuk agresif, terutama sewaktu merasa terganggu. Ular genteng tidak berbisa tapi tentu saja akan menggigit jika merasa terganggu/terancam. Gigitannya cukup bisa membuat luka karena ular genteng juga memiliki taring di rahang atas & bawah. Tapi biasanya setelah dipelihara ular genteng akan cepat jadi jinak.
Ular genteng sudah bisa dikatakan dewasa jika sudah berumur 2 tahun. Saat ini biasanya ular genteng siap kawin. Musim kawin ular genteng adalah sekitar bulan November sampai Januari dan akan mulai bertelur bulan Februari. Telur ular genteng rata rata berjumlah 4 hingga 11 butir dan akan menetas sekitar bulan April atau Mei.

Sediakan tempat bersembunyi dalam kandang jika memelihara ular ini. Sediakan juga potongan kayu dengan posisi berdiri untuk menunjang kesukaan ular ini memanjat. Ular genteng walaupun tidak beracun tapi jika sedang terancam akan mengeluarkan bau yang tidak sedap, berusaha kabur atau bahkan berusaha menggigit  apalagi jika merasa terganggu saat malam hari. Jika merasa terganggu di siang hari, ular ini hanya akan melingkar dan menyembunyikan kepalanya dalam lilitan tubuhnya.